Mengenal Komunikasi Pemasaran untuk Meningkatkan Omset Bisnis


Apa itu komunikasi pemasaran? Sebelumnya coba ingat-ingat, pernah mengalami hal seperti ini ? Saat kita sedang berjalan-jalan atau bersantai di tempat-tempat umum seperti alon-alon kota, taman, gelanggang olah raga dan lainnya lalu kita bertemu dengan seseorang yang belum kita kenal.

Kemudian komunikasi terjalin antara kita dan “dia”. Dimulai dari perkenalan singkat dan terus berlanjut hingga membicarakan produk-produk ekonomi tertentu.

Tanpa kita sadari kita saling sharing dan berbagi informasi mengenai keunggulan dan kelemahan suatu produk tertentu. Dan tanpa terasa juga informasi tentang keunggulan serta kelemahan produk “tertentu” tersebut dengan mudah masuk dan terekam ke dalam memori otak kita. Lalu, perlahan namun pasti pun kita mulai memercayai informasi yang kita terima dari “dia”, sang teman baru tersebut.

Kita menjadi yakin bahwa produk tertentu tersebut baik atau buruk seperti kata “teman baru” kita tersebut. Aneh memang, sebab kita tahu bahwa “dia”, sang teman baru kita tersebut bahkan bukanlah seorang sales atau perwakilan dari perusahaan produk tersebut, tapi mengapa kita menerima informasi dan bahkan memercayainya ?

Secara sederhana bisa dibilang sebenarnya telah terjadi komunikasi pemasaran diantara kita dan “teman baru” tersebut.

Begitulah, secara umum ( meski tidak semua orang ) kita cenderung lebih mudah menerima informasi dari orang yang dalam pandangan kita tidak memiliki pretensi dan atau kepentingan apapun khususnya terhadap diri kita.

Dan itulah yang sebenarnya terjadi saat kita sedang “mengobrol” dengan teman baru tersebut, karena diri kita merasa bahwa “teman baru” tersebut tidak memiliki kepentingan atau motivasi meraih keuntungan tertentu dari diri kita, maka dengan rela kita membuka diri serta pikiran kita untuk menerima setiap informasi yang “dia” berikan.

Hal ini akan berbeda saat yang datang menyampaikan informasi itu adalah seorang sales yang memang bertugas memasarkan produk “tertentu” tersebut. Dengan sendirinya diri dan pikiran kita akan membangun “pertahanan” untuk melawan informasi yang diberikan tersebut.

Hal ini terjadi karena kita merasa bahwa sang “sales” tersebut memiliki kepentingan meraih keuntungan dari diri kita dengan menawarkan produknya tersebut. Sehingga komunikasi pemasaran yang terjadi selanjutnya akan menjadi lebih tidak mudah bagi “sales” tersebut.

Belajar dari kasus tersebut sebenarnya sebagai pe wirausaha kita bisa mencoba menerapkan teknik “pemasaran terselubung” tersebut, saya menyebutnya demikian.

Kita bisa mempraktekkan dengan menceritakan serta menyampaikan keunggulan-keunggulan produk kita dengan “berposisi” bukan sebagai pemilik produk tersebut. Kita menyampaikan informasi seolah-olah kita adalah juga konsumen dari produk tersebut.

Tentu diperlukan latihan yang cukup untuk bisa melakukan komunikasi pemasaran seperti ini. Sebab, tentu saja kita harus tetap mempertahankan nilai kejujuran dan profesionalitas saat melakukannya.

Dan bagian tersulitnya adalah bagaimana kita mampu mengolah emosi sehingga “kepentingan meraih keuntungan” dari konsumen dan calon konsumen kita tetap ada tetapi tidak sampai dirasakan oleh calon konsumen tersebut.

Dan jika kita sudah mampu melakukannya ( tentu dengan latihan yang cukup ), maka tidak ada salahnya bila kita tetap melakukan “kampain” sembari bersantai bersama kerabat dan sahabat. Dan tentu ini bagus untuk bisnis yang sedang kita bangun.

Jadi, selamat “ber komunikasi pemasaran” dan sukses selalu. Salam wirausaha.

Belum ada Komentar untuk "Mengenal Komunikasi Pemasaran untuk Meningkatkan Omset Bisnis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel